Translate

Sabtu, 01 Oktober 2016

TES DRIVE ALL NEW TOYOTA SIENTA Q CVT DAN V MANUAL TRANSMISION

        


    Multi Purpose Vehicle  kotak 7-seater kecil dengan pintu geser memang bukan segmen populer di indonesia. Namun Toyota tentu tidak membiarkan Honda Freed melenggang sendirian.
    Hingga Sienta yang berhasil mencetak angka penjualan sekitar 9 ribu unit perbulannya di Jepang pun dibawa ke sini.
    Dari awal di perkenalkan, Sienta membuahkan berbagai pro dan kontra, Mulai disainnya, tuas transmisi yang berpindah ke bawah dari versi aslinya, hingga adanya konfigurasi jok pintar, namun tanpa kehadiran captain seat yang selama ini lekat dengan image pesaingnya.
Mari kita  lihat bahasan berikut:

PERFORMA
TRANSMISI OTOMATIS
      Transmisi tanpa gigi ini yang digunakan cukup mengecewakan, rasanya masih sama dengan CVT konvensional alias kurang reponsif.  Paling penting jangan sering kickdown, karena hanya akan mendengarkan suara mesin teriak alias mbengung, sementara CVT akan menahan putaran mesin si sekitar 5000-6000 rpm.
     Meskipun begitu transmisi ini sangat cocok untuk pemakaian dalam kota. Asal ” diurut”, respon awalnya termasuk halus, namun lebih responsi dibanding 4 A/T kepunyaan VELOZ, sangat membantu ketika harus menghadapi tanjakan dengan muatan penuh. Yang diluar dugaan dan berbeda kebanyakan electronic shift lainnya , menggeser tuas transmisi ke +/- ternyata sangat mengubah karakter CVT-i. Di mode ini, pengemudi bisa selalu memilih untuk mengoperasikan mesin di range optimal, yaitu disekitar 3000-4000 rpm, kemudian naikkan gigi sehingga terasa seperti transmisi A/T yang sigap.


    Down shift juga akan menurunkan putaran mesin dengan cepat, sehingga tidak akan terasa CVT lag seperti bila kickdown di mode D. Bila saja ada paddle shift, rasanya akan perfect untuk mengoperasikan mode Sequential Shiftmatic 7 –percepatan.

TRANSMISI MANUAL
     Kalau transmisi otomatisnya lebih nikmat digunakan justru pada saat mode manual. Namun gir box 6 percepatan milik Sienta tipe V, hanya terasa nikmat untuk mengejar akselerasi. Tapi balik lagi , mesti diingatkan apakah pemiliknya hanya akan mengejar kecepatan semata.
     Pedal kopling memang terasa ringan, tak bikin kaki cepat pegal. Sudah begitu dengan gerakan tangan untuk pindah posisi gigi, terasa menyenangkan karena tuasnya yang dekat dengan stir. Alhasil  tidak perlu gerakan yang berlebihan.



    Namun bicara performa, sebandingkah perbedaan akselerasi  0,1 detik lebih cepat untuk menempuh jarak 402 meter dari transmisi CNT-nya , ketika Sienta jauh lebih banyak digunakan untuk rute dalam kota yang stop and go? Memang girbox manualnya lebih cepat 0,5 detik untuk menempuh kecepatan 60kpj . tapi tarikan menengahnya malah kalah dari CVT, misal untuk mencapai kecepatan 100 kpj.
      Keandalan girboks manualnya baru terlihat di kecepatan tinggi untuk menempuh jarak 201 meter dan 402 meter, yang mencatatkan waktu selisih 0,2 detik dan 0,1 detik.

KONSUMSI BBM
TRANSMISI OTOMATIS
      Kombinasi mesin dan transmsi  ini akan hemat bila dikemudikan dengan cara yang sopan, kondisi dalam kota  dan jarang kickdown, , buktinya lihat saja di hasil pada kecepatan konstan 60 kpj yang mencapai 24,5 km/liter. Sayangnya improvement di kecepatan tinggi kurang signifikan , meskipun berlari di kecepatan 100 km/ jam , ini hanya tersangkut pada 2000 rpm, dibandingkan pada Grand New Veloz yang masih 3000 rpm, konsumsinya justru lebih boros 0,1 km/liter.
TRANSMISI MANUAL
     Nah, hasil agak janggal terlihat pada varian bertransmisi manualnya,. Kalau untuk pengukuran di rute dalam kota atau luar kota, pasti sangat tergantung pada injakan kaki si pengemudi. Namun ini terjadi pada pengukuran di kecepatan konstan. Cruising  pada saat jarum spidometer di angka 100 km/jam, mesin Sienta tipe V harus meraung hingga jarum tachometer di angka 3.000 rpm. Maka nya hasil pun selisih jauh dengan varian transmisi CVT nya hanya berhasil mencatatkan angka 14,5 km untuk 1 liter bahan bakar.
     Pun begitu ketika dicoba pada kecepatan yang sangat ekonomis, yakni pada 60 km/jam , transmisi dengan perbandingan gigi akhir 5,698 ini hanya berhasil membukukan angka konsumsi 1:21,1 liter per kilometer. Bedanya lumayan dengan varian bertransmisi CVT, yang punya selisih hingga 3,4 km untuk tiap liter Pertamax yang dipakai.

FITUR
    Dijual dengan RP 295 juta (tipe Q CVT) dan RP 257 dengan 7 kursi, Sienta jadi pilihan yang masuk akal dibanding Yaris.
    Mulai dari smart key dan pasive keyless entery, MID dangan layar TFT yang menyediakan segudang informasi, VSC, auto climate control hingga lampu Bi-LED dengan auto levelling sudah jadi standar yang bisa disebut fitur mewah.  Bonusnya, pengaturan audio yang sangat komplit mulai dari EQ, posisi duduk optimal dan virtual sound, semua direproduksi cukup baik dari 6 speakernya. Jangan lupa kedua pintu geser elektrik juga sudah bisa dikontrol remote.


HANDLING DAN KENYAMANAN
  Menjaga agar rasa menikungnya masih terjaga meski graund clearance dinaikkan hingga 170 cm, Toyota Indonesia perlu membuat konfigurasi suspensi Sienta lebih keras. Jelas terasa apalagi dengan pelek 16 inci pada varian V dan Q dan tanpa penumpang tambahan.  Meski agak kasar, bantingannya lembut dan cocok untuk dalam kota dibanding Grand New Veloz, sehingga jauh lebih ramah untuk penghuni kabin.  Hal ini  terbayarkan  ketika mulai masuk kecepatan tinggi di jalan raya, karena Sienta cukup stabil dan sama sekali tidak limbung berkat sasis monokoknya.
    Kami  pun cukup memuji posisi duduk pengemudi yang ekstra rendah, sehingga sangat meminimalisir efek bodi roll di depan.
    Feel EPS yang digunakan tidak buruk untuk sebuah Toyota, tidak  terlalu ringan sehingga memutar stir masih terasa mantap dan tetap sedikit ada sense of handling. Efek buruknya radius putar 5,3 meter termasuk terlalu besar untuk mobil 7–seater yang dianggap kecil ini.
   Paling tidak, penumpang di baris ketiga tetap akan mendapat tempat duduk yang pantas, karena jok di baris kedua dapat diatur slide dan recliningnya, sehingga bisa berbagi  ruang kaki.


DATA DAN SPESIFIKASI
Mesin                           :  2NR-FE, 4 silinder segaris dengan DOHC dan Dual VVTi
Kapasitas                     :   1,496 cc
Rasio kompresi           :   11,5 :1
Lay out Mesin             :   Mesin depan dengan penggerak roda depan.
Tenaga Maksimum     :  105 dk@ 6000 rpm
Torsi Maksimum          :  140 Nm @@ 75000 rpm
Transmisi                       :  CVT dengan dengan Sport Sequential Shiftmatic 7 percepatan otomat dan Manual 6 percepatan
Dimensi (pxlxt)             :   4.235mmx1.695mmx1.695mm
Wheelbase                    :   2.750 mm
Radius Putar                  :  5,3 meter
Graund clearance        :   170mm
Sistim kemudi               : Elektonik Power Stearing
Suspensi Depan            :   Mac Pherson Stut dengan Coill Spring dan Stabiliser.
Suspensi Belakang        :    Torsian Beam dengan Coil Spring dan Stabiliser
Rem Depan/ Belakang  :   Cakram Berventilasi/ Cakram dengan ABS, EBD dan BA
Ban                                   :    Bridgestone Turanza ER 33, 195/55 R16
Kapasitas Tangki             :    42 liter
Berat                                 :    1.320  kg
DATA TES
AKSELERASI                                QCVT                            VMT
0-60 km/jam                            5,6 detik                    5,1 detik
0-100 km/jam                         11,9 detik                  12,1 detik
40- 80 km/jam                          4,8 detik                  5,6 detik
0-201 meter                             12,1 detik                 11,9  detik
0-402 meter                             18,5 detik                  18,4 detik

KONSUMSI BBM                     QCVT                                      V M/T
Dalam kota                          10,9 km/liter                          10,5 km/liter
Luar kota                               15,6 km/liter                        12,5 km/liter
Konstan 60 kpj                     24,5 km/liter                         21,1 km/liter
Konstan 100 kpj                     16 km/ liter                         14,5 km/ liter



     THANKS FOR WATCHING




     



Tidak ada komentar:

Posting Komentar