Translate

Senin, 13 Februari 2017

WISATA BIKERS KE KABUPATEN SUMEDANG


  Keindahan tanah Pasundan dengan pertanian dan perkebunan yang membentang bukit serta lembah yang subur, sambung menyambung menjadi suatu keragaman yang jelita dan menarik hati. Itu semua membentuk pemandangan yang sangat memuaskan. Penduduknya berkulit lebih cerah dan lembut daripada bagian pulau Jawa yang lainnya. Wanitanya pun bersosok menarik dan beberapa diantaranya sangat cantik, begitulah paparan Mayor Willian Thorn komandan batalyon tentara British yang pertama kali menginjakkan kaki di Sumedang pada tahun 1815.
   Sampai kini keindahan yang digambarkan sang Mayor tak berubah sedikit pun. Sumedang adalah tanah yang cantik dan kaya akan keragaman budaya. Untuk teman yang suka touring jalan raya Cadas Pangeran pastinya menyajikan rasa petualang tersendiri dengan jalan kelokan, tanjakan dan turunannya sungguh menantang.
   Tahukah teman, di kabupaten Sumedang ini telah dimakamkan pahlawan yang pemberani di Nusantara. Pertama adalah Putri dari tanah Rencong Aceh yaitu Cut Nyak Dien dan kedua adalah Adipati Sumedang , Pangeran Kornel (kolonel) Wirakusumah yang terkenal dalam menentang Gubernur Jenderal Nederland indies yang paling kejam Dandels.
Marilah teman-teman kita mulai perjalanannya.

DOG FIGHT ADALAH KESAN PERTAMA
   Dahsyat memang mainan favorit anak Sumedang dan daerah sekitar. Mereka mendatangkan anjing-anjing petarung terbaik untuk ditarungkan dengan babi hutan besar yang ganas.
    Suasana pertarungan Babi  dan anjing benar-benar brutal. Paddock nya berisik karena gonggongan anjing yang rata-rata berjenis Pitt Bull Terier dari Amerika . Air liur dan gigi tajam dari anjing haus darah membuat suasana tegang dan mencekam. Sewaktu anjing dilepaskan dan masuk ke arena, anjing langsung menyerang babi hutan di kubangan. Sebenarnya anjing yang baik tidak langsung menyerang dan menggigit, melainkan mengatur strategi lebih dahulu  menunggu saat yang tepat untuk menyerang.



Ngeri dan sadis, sayang di Indonesia belum  membuat hukum perlindungan hewan padahal sabung ayam sudah dilarang


PANGERAN KORNEL WIRAKUSUMAH
    Beliau adalah Adipati waktu itu ketika Gubernur Jenderal Dandeles dengan ambisinya ingin membuat jalan darat tembus dari Anyer Banten hingga Panarukan JawaTimur. Dandeles beranggapan dengan dibukanya jalan darat akan mempermudah logistik pengiriman senjata dan bahan makanan ke Benteng pertahanan Belanda di seluruh Pulau Jawa.
    Dengan sebagian besar mengerahkan tenaga kerja lokal Dandeles ingin mewujudkan ambisinya tersebut. Ketika pembangunan jalan melewati daerah Sumedang dengan cadas gunung batunya terjadi banyak korban di kalangan  masyarakat Sumedang yang dipaksa bekerja dengan peralatan sederhana cangkul dan linggis saja untuk menggempur batu. Mendengar hal tersebut Pangeran Adipati Wirakusumah marah besar karena rakyatnya banyak yang menjadi korban, karena pihak Belanda tidak mau menggunakan dinamit untuk menghancurkan gunung batu tersebur, dengan alasan penghematan biaya.
    Kebetulan Gubernur Jenderal Dandeles akan berkunjung ke Sumedang, mendengar hal tersebut Adipati mengatur siasat untuk menemuinya. Singkat cerita ketika Adipati diundang Dandels untuk menemuinya segera beliau beranjak ingin menemuinya. Ketika terjadi pertemuan, Dandeles menjulurkan tangan kanan untuk bersalaman dan tersenyum , segera Adipati menyambutnya dengan tangan kiri dan tangan kanan menghunus keris dan siap di hujamkan ke perut Dandeles, tentu saja Dandeles dan pasukan Belanda menjadi kaget, tetapi Dandeles adalah seorang panglima yang berpengalaman perang di Eropa dengan tenang nya beliau bertanya kepada Adipati dan berhasil menenangkan Adipati untuk tidak bertindak lebih lanjut.
    Singkat cerita Dandels menerima usulan Adipati untuk menggunakan dinamit dan menambah pekerja dari serdadu Belanda untuk membantu rakyat Sumedang dan Adipati tetap bersedia membantu untuk menyelesaikan pembuatan jalan asal rakyatnya tidak menderita karena Adipati juga berkeyakinan jalan ini akan bermanfaat bagi masyarakat Sumedang waktu itu dan untuk yang akan datang. Karena keberaniannya itu Dandels kagum dan malahan memberikan pangkat yang tinggi  untuk Adiapati Wirakusumah sebagai Kolonel. Sejak saat itu Gunung Cadas berganti nama dengan Cadas Pangeran untuk menghormati Adipati Pangeran Kornel Wirakusumah yang dengan gagah berani menentang Gubernur Jenderal Dandels untuk membela rakyat Sumedang. Kornel sama dengan Kolonel karena lafal masyarakat waktu itu tidak dapat menyebut Kolonel.
Ilustrasi keberanian Adipati Wirakusumah

Sekarang dibuatkan patung untuk mengenang keberanian Pangeran Kornel

Makam Adipati Pangeran Kornel







Jalan ambisi Gubernur Jendral Dandls

SANG PEMBERANI DARI TANAH RENCONG
    Sudah tidak diragukan lagi teman-teman tahu semua sejarah dari Beliau. Sudah pernah di film kan dan mendapatkan piala Citra dengan pemeran Christin Hakim. Cut Nyak Dien diasingkan oleh Gubernur Jenderal J.B.Z Heutz setelah kekalahan nya pada perang Aceh.
   Saat diasingkan ke Sumedang beliau ditemani panglima perangnya yang berusia 50 tahun dan seorang anak laki-laki 15 tahun bernama Tengku Nana. Tiba disini Cut nyak Dien sudah dalam keadaan lemah dan buta dan diterima oleh Bupati Sumedang Pangeran Aria Suria Atmaja untuk dititipkan kepada ulama besar K.H Sanusi, anaknya H Husna dan cucunya Siti Khdijah. Mereka orang orang yang sangat sayang dan telaten merawat Cut Nyak Dien.
   Putri Aceh ini hanya bertahan 2 tahun di Sumedang sampai akhir hayatnya. Di waktu yang singkat ini ia sempat mengajar mengaji pada kaum wanita  di Sumedang hingga diberi gelar ibu Perdu yang berarti ibu Ratu, jadi sangat berbeda dengan di film nya yang seolah olah Cut Nyak Dien diterlantarkan di Sumedang dan tampak sakit-sakitan jelek, tua dan buta serta tidak terurus. Beliau diterima dengan hormat oleh masyarakat Sumedang, juga beliau mendapat julukan dari masyarakat Sumedang sebagai ibu Geulis karena kecantikanya dan sangat memberi kesan mendalam bagi masyarkat Sumedang.

 Makam Cut Nyak Dien

Ilustrasi Cut Nyak Dien dan perjuangan rakyat Aceh


THANKS FOR WATCHING



Tidak ada komentar:

Posting Komentar