Translate

Sabtu, 07 Januari 2017

TES RIDE YAMAHA TRICITY 155, SKUTIK CANGGIH TIGA RODA


     Dikenal awal November pada Indonesia Motor Show (IMOS) 2016, motor yang diproduksi di Yamaha Thailand ini, jatah 2016-nya langsung sould out. Apa sih yang membuat menarik sekutik tiga roda seharga Rp 66 Juta (on the road).

DISAIN
     Body elegan yang mewah lebih kental ketimbang sisi sportinya. Moncong depannya yang futuristik dengan lampu utama LED dan sudah dilengkapi Daytime Running Light (DRL). Sisi atasnya terdapat windshield yang khusus di Indonesia sekaligus jadi dudukan plat nomor. Sayangnya windshield ini rigid tidak bisa diatur ketinggiannya.
   Bagian belakang, tampak kaku dengan behel pegangan dirancang menyatu dengan garis bodi sehingga tampak samar. Lampu belakang kotak dengan sorot LED yang elegan. Roda depannya lebih besar karena pakai lingkar 14 inci, sedangkan belakang 13 inci. Pelek depan dengan braket satu sisi mirip mobil, ada dop kecil penutup as roda yang sayangnya tanpa pengunci, sangat berbahaya jika ada yang iseng.



FITUR DAN TEKNOLOGI
   Agar kedua roda bisa bergerak seirama mengikuti kontur jalanan dan kemiringan tikungan, teknologi Learning Multi Wheel (LMW) disematkan. Isinya ada Parallelogram Link yang menggerakkan 4 buah shockbraker depan bernama Centilever Telescopic Suspension.
   Namun tidak sama dengan skitik roda tiga Eropa yang dilengkapi dengan sistim elektronika sehingga motor bisa tegak ketika diam. LMW masih butuh stanard samping saat parkir begitupun ketika berhenti di lampu merah kaki wajib turun ya.
  Fitur keamanannya ada ABS 3 channel di semua rodanya dikombinasikan dengan United Braking System, dengan hanya menarik tuas rem belakang membuat rem depan ikut mencengkeram. Yang unik di roda belakang , ada rem cakram dan tromol. Cakram  untuk pengereman dan teromol untuk parking brake lock. Tuasnya ada tepat dibawah setang kiri, bentuknya seperti yang dipakai pada Yamaha NMAX.


  Dibalik windshield ada spidometer digital yang sangat lebar, isinya jam digital, fuel meter  dan petunjuk kecepatan yang divisualisasikan melengkung seperti pakai kaca pembesar. Kemudian ada suhu udara luar, odometer, trip1, trip 2, v belt trip dan oil trip, sayangnya tidak ada penunjuk konsumsi bahan bakar rata-rata, hanya logo yang menyala ketika bensin tinggal sedikit. Sedangkan ECO indicator ada di sisi atas panel digital ini.
   Di bawah setang ada gantungan barang yang bisa dilipat. Disampingnya ada 12 V outlet dengan colokan lighter bisa untuk carge handphone. Di bawah jok terdapat mulut tangki bensin yang bisa menampung 7,2 liter ditemani bagasi 23,5 liter, helm half face masuk. Bagasi juga dilengkapi dengan LED yang akan menyala ketika jok dibuka.

RIDING POSITION DAN HANDLING
    Skutik dengan dua roda di depan sudah biasa melaju di Eropa, ada Piaggio MP3 series, Gilera Fuoco 500 atau Peugeot Metropolis 400i. Semuanya berukuran besar, sedang Tricity hadir dengan disain paling ramping. Sesuai namanya Tri untuk tiga roda dan City mewakili kemudahan berkendara di jalanan perkotaan yang padat.
    Tinggi jok 780 mm masih cukup bersahabat untuk postur 170 cm an. Juknya tebal dan ada tonjolan penahan tulang pungung. Pijakan kaki untuk pengendara cukup lebar masih muat kalau pengendara menggunakan sepatu ukuran 42.
   Posisi setang tinggi namun menekuk ke elakang, jarak ke sepidometer jadi terasa agak jauh. Pada braket setang terdaat karet peredam yang fungsinya mengurangi getaran, namun justru membuat setang menjadi tidak rigid. Setang jadi terasa agak bergoyang ketika melewati jalan yang tidak rata seperti polisi tidur atau jalan yang rusak.
   Handlingnya ternyata lincah dan mudah dikendarai seperti tidak ada bedanya dengan sekutik lainnya, ketika menikung kencang dan berpindah arah juga terasa ringan. Menikung patah atau putar balik di tempat sempit sangatlah mudah. Lalu dapat miring seberapa rebah di saat menikung ? Ternyata idikatornya ada pada standard tengah yang selalu lebih dahulu bergesekan dengan aspal, padahal masih dapat rebah lagi, tapi hati hati ya .
    Hal yang menarik lainnya adalah sisi stabilitas, dua roda di depan membuat cornering lebih mantap karena roda depan selalu menapak pada jalan. Bila satu roda kehilangan traksi, roda yang lain masih dapat menopang kendaraan. Mengimbangi motor di saat berjalan pelan juga terasa kokoh, kakinya pengendara dapat tetap diatas dek tanpa harus turun.  Ketika diterpa angin dari samping seperti disaat melintasi jembatan juga tidak membuat Tricity goyang arah nya tetap lurus tidak seperti motor beroda dua.


   Soal kenyamanan juga sangat bagus. Getaran pada roda depan selain diredam oleh empat shockbraker , juga berkurang berkat adanya Parallelogram Link, sehingga getaran pada tangan dan badan sangat minim. Penyebab yang lainnya ketika salah satu roda depan masuk ke lobang, roda yang lain tetap menjaga level motor tetap stabil. Makanya melintas di jalan dengan lobang kecil tidak akan terasa.
   Shockbraker yang ada di belakang karakternya sangat empuk, karena terlalu empuk terasa agak mengayun ketika di tes. Bahkan di saat akselerasi awal suspensi belakang sampai naik turun, sehingga sangat terasa ketika stop and go pada lampu trafic dan di kemacetan.
   Ketika di jalanan yang macet, stang nya tergolong lebar sehingga sangat sulit untuk meliuk-liuk ditengah kemacetan. Apalagi kalau harus minggir sampai dekat dengan trotoar roda depan rawan tersangkut karena lebar.

PERFORMA
  Dibekali dengan mesin 155,1 cc dengan teknologi Variable Valve Actuator (VVA) persis seperti yamaha NMAX, Namun karena beratnya mencapai 165 kg, tarikannya cenderung smooth tidak seperti NMAX. Mencapai 201 meter memerlukan 13,1 detik di kecepatan 82,2 km/jam. Kecepatan maksimumnya hanya 114 km/jam di spidometer sedangkan 104,3 km/jam di Recelogic.

KONSUMSI BAHAN BAKAR
   Uji konsumsi bahan bakar menggunakan bahan bakar RON 95 melewati hiruk pikuk kondisi ibu kota didapati angka 39 km/liter cukup irit untuk sekutuk berbobot 165 kg ini

Parking brake lock, cara aktifkan dengan menarik tuas sampai membalik

Bagasi 23,5 liter memuat helm half face, diterangi dengan LED mungil

Setiap roda depannya ditopang 2 suspensi, karakternya pas

Pegangan pembonceng belakang punya disain menyatu dengan lekuk body

THANKS FOR WATCHING

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar