Dikenal awal
November pada Indonesia Motor Show (IMOS) 2016, motor yang diproduksi di Yamaha
Thailand ini, jatah 2016-nya langsung sould out. Apa sih yang membuat menarik
sekutik tiga roda seharga Rp 66 Juta (on the road).
DISAIN
Body elegan yang
mewah lebih kental ketimbang sisi sportinya. Moncong depannya yang futuristik
dengan lampu utama LED dan sudah dilengkapi Daytime Running Light (DRL). Sisi
atasnya terdapat windshield yang
khusus di Indonesia sekaligus jadi dudukan plat nomor. Sayangnya windshield ini
rigid tidak bisa diatur ketinggiannya.
Bagian belakang,
tampak kaku dengan behel pegangan dirancang menyatu dengan garis bodi sehingga
tampak samar. Lampu belakang kotak dengan sorot LED yang elegan. Roda depannya
lebih besar karena pakai lingkar 14 inci, sedangkan belakang 13 inci. Pelek
depan dengan braket satu sisi mirip mobil, ada dop kecil penutup as roda yang
sayangnya tanpa pengunci, sangat berbahaya jika ada yang iseng.
FITUR DAN TEKNOLOGI
Agar kedua roda bisa
bergerak seirama mengikuti kontur jalanan dan kemiringan tikungan, teknologi Learning
Multi Wheel (LMW) disematkan. Isinya ada Parallelogram Link yang
menggerakkan 4 buah shockbraker depan bernama Centilever Telescopic Suspension.
Namun tidak sama
dengan skitik roda tiga Eropa yang dilengkapi dengan sistim elektronika
sehingga motor bisa tegak ketika diam. LMW masih butuh stanard samping saat
parkir begitupun ketika berhenti di lampu merah kaki wajib turun ya.
Fitur keamanannya ada
ABS 3 channel di semua rodanya dikombinasikan dengan United Braking
System, dengan hanya menarik tuas rem belakang membuat rem depan ikut
mencengkeram. Yang unik di roda belakang , ada rem cakram dan tromol.
Cakram untuk pengereman dan teromol
untuk parking brake lock. Tuasnya ada tepat dibawah setang kiri, bentuknya
seperti yang dipakai pada Yamaha NMAX.
Dibalik windshield
ada spidometer digital yang sangat lebar, isinya jam digital, fuel meter dan petunjuk kecepatan yang divisualisasikan
melengkung seperti pakai kaca pembesar. Kemudian ada suhu udara luar, odometer,
trip1, trip 2, v belt trip dan oil trip, sayangnya tidak ada penunjuk konsumsi
bahan bakar rata-rata, hanya logo yang menyala ketika bensin tinggal sedikit.
Sedangkan ECO indicator ada di sisi atas panel digital ini.
Di bawah setang ada
gantungan barang yang bisa dilipat. Disampingnya ada 12 V outlet dengan colokan
lighter bisa untuk carge handphone. Di bawah jok terdapat mulut tangki bensin
yang bisa menampung 7,2 liter ditemani bagasi 23,5 liter, helm half face masuk.
Bagasi juga dilengkapi dengan LED yang akan menyala ketika jok dibuka.
RIDING POSITION DAN
HANDLING
Skutik dengan dua
roda di depan sudah biasa melaju di Eropa, ada Piaggio MP3 series, Gilera
Fuoco 500 atau Peugeot Metropolis 400i. Semuanya berukuran besar, sedang
Tricity hadir dengan disain paling ramping. Sesuai namanya Tri untuk tiga roda dan City
mewakili kemudahan berkendara di jalanan perkotaan yang padat.
Tinggi jok 780 mm
masih cukup bersahabat untuk postur 170 cm an. Juknya tebal dan ada tonjolan
penahan tulang pungung. Pijakan kaki untuk pengendara cukup lebar masih muat
kalau pengendara menggunakan sepatu ukuran 42.
Posisi setang tinggi
namun menekuk ke elakang, jarak ke sepidometer jadi terasa agak jauh. Pada braket
setang terdaat karet peredam yang fungsinya mengurangi getaran, namun justru
membuat setang menjadi tidak rigid. Setang jadi terasa agak bergoyang ketika
melewati jalan yang tidak rata seperti polisi tidur atau jalan yang rusak.
Handlingnya ternyata
lincah dan mudah dikendarai seperti tidak ada bedanya dengan sekutik lainnya,
ketika menikung kencang dan berpindah arah juga terasa ringan. Menikung patah
atau putar balik di tempat sempit sangatlah mudah. Lalu dapat miring seberapa
rebah di saat menikung ? Ternyata idikatornya ada pada standard tengah yang
selalu lebih dahulu bergesekan dengan aspal, padahal masih dapat rebah lagi,
tapi hati hati ya .
Hal yang menarik
lainnya adalah sisi stabilitas, dua roda di depan membuat cornering lebih
mantap karena roda depan selalu menapak pada jalan. Bila satu roda kehilangan
traksi, roda yang lain masih dapat menopang kendaraan. Mengimbangi motor di
saat berjalan pelan juga terasa kokoh, kakinya pengendara dapat tetap diatas
dek tanpa harus turun. Ketika diterpa
angin dari samping seperti disaat melintasi jembatan juga tidak membuat Tricity
goyang arah nya tetap lurus tidak seperti motor beroda dua.
Soal kenyamanan juga
sangat bagus. Getaran pada roda depan selain diredam oleh empat shockbraker ,
juga berkurang berkat adanya Parallelogram Link, sehingga getaran
pada tangan dan badan sangat minim. Penyebab yang lainnya ketika salah satu
roda depan masuk ke lobang, roda yang lain tetap menjaga level motor tetap
stabil. Makanya melintas di jalan dengan lobang kecil tidak akan terasa.
Shockbraker yang ada
di belakang karakternya sangat empuk, karena terlalu empuk terasa agak mengayun
ketika di tes. Bahkan di saat akselerasi awal suspensi belakang sampai naik
turun, sehingga sangat terasa ketika stop and go pada lampu trafic dan di
kemacetan.
Ketika di jalanan
yang macet, stang nya tergolong lebar sehingga sangat sulit untuk meliuk-liuk
ditengah kemacetan. Apalagi kalau harus minggir sampai dekat dengan trotoar
roda depan rawan tersangkut karena lebar.
PERFORMA
Dibekali dengan mesin
155,1 cc dengan teknologi Variable Valve Actuator (VVA) persis seperti yamaha
NMAX, Namun karena beratnya mencapai 165 kg, tarikannya cenderung smooth tidak
seperti NMAX. Mencapai 201 meter memerlukan 13,1 detik di kecepatan 82,2
km/jam. Kecepatan maksimumnya hanya 114 km/jam di spidometer sedangkan 104,3
km/jam di Recelogic.
KONSUMSI BAHAN BAKAR
Uji konsumsi bahan
bakar menggunakan bahan bakar RON 95 melewati hiruk pikuk kondisi ibu kota
didapati angka 39 km/liter cukup irit untuk sekutuk berbobot 165 kg ini
Parking brake lock, cara aktifkan dengan menarik tuas sampai
membalik
Bagasi 23,5 liter memuat helm half face, diterangi dengan LED
mungil
Setiap roda depannya ditopang 2 suspensi, karakternya pas
Pegangan pembonceng belakang punya disain menyatu dengan
lekuk body
THANKS FOR WATCHING
Tidak ada komentar:
Posting Komentar