Translate

Minggu, 11 Desember 2016

MEREDAM GEJOLAK PEMBAWA BEBAN, MENGENAL PER DAN SHOCKBRAKER MULTI PURPOSE VEHICLE



    Sampai saaat ini pasar MPV masih jadi yang paling besar di Indonesia. Baik itu untuk kelas low,mid sampai large MPV. Membuat mobil MPV sangat laris manis di indonesia setelah Avanza-Xenia jadi booming diiikuti dengan pabrikan lainnya ikut merilis ertiga, mobilio, dan lainnya di segmen  entery diikuti  Delica,serena NAV-1 disektor midle dan Elgrand, Alphard –Velfire di sektor high.
   Tipikal masyarakat yang senang berpergian dengan keluarga, plus fleksibilitas kabin saat harus membawa barang banyak, jadi alasan paling sering didengar. Enaknya  MPV selain kabin lebih lega , rata-rata didesain dengan graund clearance tinggi. Alhasil, cocok dipakai untuk beragm rute dan kondisi jalan di Indonesia.


   Namun mesti diawasi juga dengan kondisi yang beragam itu. Perangkat kaki-kaki seperti shockbraker dan per berperan dominan membuat  perjalanan semakin menyenangkan. Makanya artikel dibawah ini banyak memut apa saja keluhan yang sering terdengar berikut solusinya. Sekaligus memberikan pilihan bagi yang ingin ganti atau upgrade. Soalnya enggak hanya barang bermerek, ada juga alternatif menarik lainnya.
   Soal fungsi shockbraker yang meredam gejolak per selama perjalanan. Mau tak mau mesti diperhatikan, baik soal perawatannya. Termasuk per yang jarang ditengok padahal fungsinya penting untuk menahan beban mobil selama perjalanan.
Mari kta simak hal berikut

MACAMNYA
    MPV juga bisa dibikin canteek namun tetap nyaman, salah satunya dengan mengaplikasikan shockbraker dan per aftermarket. Keuntungan paling utama yakni harga yang lebih bersahabat.
     Selain lebih terjangkau dari segi harga ketimbang Original, pilihannya pun beragam. Contohnya saja seperti merek Showa atau Takico dengan kisaran harga Rp 2 juta untuk sepasang depan dan belakang yang sering menjadi pilihan oleh pengguna kijang innova. Tidak hanya shockbraker bermerek ada juga yang versi custom , nama shockbrakernya “double rebound”. Enaknya kalau ketemu jalanan bumpy atau polisi tidur, bagian atas as shockbraker enggak mentok karena sudah ada per didalamnya.


    Harga shockbraker kustom rentang harga Rp 1,5 juta sampai Rp 3,5 juta, tergantung tipe dan bobot kendaraan. Enaknya lagi walau dibilang shockbraker custom, tetap saja dapat garansi 6 bulan.
     Sedangkan untuk per, adalah komponen yang lebih berperan dalam menentukan tinggi atau rendahnya kendaraan. Jadi misalkan memakai per yang lebih tebal, biasanya bodi akan terlihat lebih tinggi. Nanti tinggal sesuaikan selera apa yang ingin dimaui. Mau tampil tinggi ala off-road atau lebih rendah tapi justru lebih stabil, per ini lah yang menentukan.
    Biasanya yang ingin tampil ceper, akrab dengan 3 cara ini yaitu potong per custom, atau pakai per mobil lain dan mengaplikasi lowering kit. Tapi yang lebih baik cara ke dua dan ke tiga,
    Pilihan per lokal berkualitas yang dimaksudkan adalah merek APM,SHRC serta SBM yang memiliki harga di kisaran 1,5 juta hingga 1,7 juta untuk MPV seperti Kijang Innova. Nah kalau masih ragu dengan merek lokal ada merek impor seperti Eibach, Tanabe , H&R atau Tein. Merek impor tersebut mempunyai harga 2 kali lipat dari pada produk lokal sekitar Rp 3,1 juta untuk Kijang Innova.

MERAWAT
    Jika sudah rusak, mau tidak mau suspensi harus diganti karena hampir tidak mungkin untuk mengakali parts yang satu ini. Walau ada juga opsi shockbraker yang disuntik atau direparasi.
   Durabilitas shockbraker “suntikan” tergantung kualitas pengerjaannya. Ongkosnya sekitar Rp 200-300 ribu dengan garansi 12 bulan. Tapi kalau sudah rusak pada bagian as, seal as dan seal proyektil dalam lebih baik ganti yang baru daripada harus reparasi dengan biaya yang hampir sama dengan membeli baru.
   Selain itu cara mengemudi adalah faktor utama bagaimana sektor suspensi mudah mengalami kerusakan lebih cepat dari prediksi masa pakainya sendiri, contohnya  ketika pengemudi sengaja dengan kecepatan tinggi melewati jalan yang rusak. Jika prilaku tersebut dilakukan terus menerus maka shockbraker bukannya ngempos tapi mlah bengkok.
   Posisi memarkir  mobil pun menjadi salah satu faktornya, seperti membiarkan mobil pada bidang miring atau tudahk rata dalam jangka waktu lama. Kalau memang harus ganti shockbraker pun harus sepasang tidak boleh hanya satu buah saja. Misal bagian kiri depan yang rusak maka bagian kanan pun harus diganti juga, biar suspensi bisa bekerja dengan baik dan tidak pincang sebelah.

KENALI KERUSAKAN
    Kondisi suspensi harus diperiksa setiap 80.000 km atau 4 tahun usia kendaraan. Paling gampang tes dengan kecepatan tinggi, jika suspensi terasa limbung atau terdengar bunyi aneh seperti decitan pada suspensi , dapat dipastikan komponen tersebut tidak bekerja secara optimal.


    Selain itu ciri lain adalah tapak ban yang termakan secara tidak rata meski sudah dilakukan wheel aligment 7 balancing. Adapun ciri kerusakan lainnya seperti oli yang membasahi batang as shockbraker yang  dapat direprasi dengan mengganti karet boot seharga Rp 50-150 ribu di luar jasa.

KELUHAN
    Banyak pemilik kendaraan MPV mengeluhkan kendaraannya limbung, nah limbung ini ada banyak faktor penyebabnya, misalnya Graund clearanceyang sangat menentukan. MPV biasanya memiliki Graund clearance tinggi supaya dapat mengakomodir beban berat dan cocok menghadapi mean jalan yang kurang baik
   Nah semakin tinggi graund clearance, tentu ketika dikemudikan dengan kecepatan tinggi di jalan bebas hambatan akan terasa limbung. Coefficent drag dan underbody aerodynamic tentiu tidak sebagus sedan yang lebih rendah.
 Masalah berikutnya tidak stabil, nah ini dapat dilihat dari lebar pelek dan tapak ban yang di gunakan. Kebanyakan low MPV menggunakan ban dengan lebar 175 atau 185. Mid MPV pasti gejala tidak setabil berkurang jika dibanding low MPV, karena penggunaan ban dan pelek sudah lebih lebar. Biasanya berkisar antara 195 hingga 215. Disain tapak ban punya pengaruh dalam tingkat kestabilan.
    Suspensi keras? Soal ini tentu  pabrikan ada alasan tersendiri mendisain suspensi model apa yang cocok digunakan pada kendaraan yang dibuatnya. Ada pabrikan yang mengandalkan leaf spring (pir daun) seperti pada Nissan evalia atau Toyota kijang kapsul. Ada juga model coil spring  seperti Toyota kijang innova, Daihatsu Xenia, Nisan Serena mulai generasi C24, Honda Odyssey dan masih banyak lagi.
    Ada plus dan minusnya perbandingan antara leaf spring dan coil spring , untuk membawa beban yang berat menggunakan leaft spring lebih handal. Karena memang didisain sebagai kendaraan pengangkut dibanding untuk kenyamanan penumpang.


   Sedikit berbeda untuk Nisan Evalia walau menggunakan leaf spring, tapi per yang digunakan hanya selembar. Jadi karakternya lebih stabil karena titik pengunciannya lebih banyak, namun ayunannya tetap empuk karena jumlah per yang digunakan hanya satu lembar.
    Coil spring jika dikasih beban berat tentunya akan ambles setidaknya tampak lebih ceper, sebaliknya pada tingkat kenyamanan leaf spring sulit untuk menyamai.

SOLUSI
   Sebaiknya pilih kendaraan lihat pada data spesifikasinya terlebih dahulu. Sesuaikan dengan keperluan dan budget. Tentu cara dimana tingkat kestabilan dan kenyamanan ini  dapat dimaksimalkan tetapi perlu biaya ekstra.


   Misalnya pemilik Toyota kijang Innova mau lebih empuk lagi bantingannya bisa pakai per copotan Marcedes-benz Boxer W 124. Jika ingin menurunkan tinggi ground clearance bisa pakai aftermarket juga. Atau pemilik Kijang Innova diesel bisa mencomot punya saudaranya sendiri Kijang innova bensin. 
   Untuk Daihatsu Xenia jika ingin lebih stabil bisa pakai stabiliser belakang aftermarket sangat membantu ketika melewati tikungan. 



    Bisa juga up grade pelek dan ban. Diameter 15 inci tidak masalah asal lebar diatas 5,5 inci tapi jangan terlalu lebar akan repot nanti tidak plug and play. Misalnya pakai lebar 6 inci atau 6,5 inci. Ban bisa pakai 195 atau 205 pilih treadwear rendah semisal 200 agar grip lebih baik.
   Bagi pemilik kendaraan Toyota Kijang Kapsul bisa ganti antingnya saja di setiap ujung per daun dengan per ulir. Tidak ada perubahan konstuksi dasar jadi tidak berbahaya dikendarai.

                            

THANKS FOR WATCHING




1 komentar: