Translate

Jumat, 23 Desember 2016

TAMPIL PRESISI TANPA SNI, ALL ABOUT BAN VULKANISIR


    Belakangan ini banyak dijumpai ragam produk ban motor di pasaran umum, yang sejatinya merupakan hasil rekondisi dengan menggunakan metoda Vulkanisir, layaknya yang umum diterapkan pada ban truk maupun bus ini
   Diklaim pembuatnya kualitas hampir sama dengan produk lokal ban baru. Harga retailnya terbilang tak terpaut jauh dengan ban baru buatan lokal ukuran sejenis. Misalnya nih yang di jajakan di kawasan kalimalang, Jaktim tanpa merek dan logo SNI (Standard Nasional Indonesia) namun secara kasat mata mirip ban baru. Dengan kontur alur kembang pada tapak yang terlihat masih bagus, apakah kualitasnya sama dengan ban baru?
  
 FULL PRESED


     Di balik tampilannya yang cukup oke, ternyata beberapa produsen ban vulkanisir ini sudah membuatnya secara presisi. Seperti diterapkan oleh pak Teddy marketing director CV Kurnia Lestari (KL) selaku distributor dan produsen benberapa produk ban motor lokal.
     Pak Teddy enggak main-main untuk urusan kualitas karena menerapkan metoda vulkanisir ban motor secara full-presed. Artinya kekuatannya setara dengan ban baru. Selama ini memang banyak beredar ban motor vulkanisir yang hanya melapis ulang bagian tread (tapak ban), sedangkan side wall (dinding ban) tetap mengandalkan bawaan ban yang sudah terpakai sebelumnya.
    Kondisi yang kerap muncul pada ban motor vulkanisir  dengan pelapisan ulang hanya bagian tread-nya,  yaitu karet tapak rentan lepas karena tidak menyatu side wall. Ketika dipakai jalan juga mudah goyang, karena kekuatan perekatnya cuman pada bagian tapak.
    Metoda full-presed pada proses vulkanisir yang di terapkan yaitu ngan melapis ulang sekujur ban, mulai side wall sampai tread menjadi satu kesatuan.
     Tahap awal yang dilakukan sebelum masuk ke proses vulkanisir itu sendiri dengan memilah-milah kualitas ban bekas sesuai syarat yang ditentukan. Seperti bagian tapak ban, kembangannya tidak boleh sampai habis dan serat nylonnya juga tidak boleh sampai keluar ke permukaan. Serat bagian dalamnya juga harus di cek kondisinya walaupun tapaknya masih terlihat bagus. Kalau tapaknya ditekan terasa lunak berarti sudah ada benang yang putus di dalamnya dan tidak boleh di vulkanisir, karena bisa membahayakan keselamatan ketika dipakai jalan-jalan.
     Memasuki ke proses utama vulkanisir. Seluruh permukaan ban di serut menggunakan mesin bufig. Tahapan ini merupakan salah satu unsur fital dari serangkaian proses. Tujuannya untuk meratakan serta memperhalus seluruh permukaan ban, yang nantinya akan dilapis ulang pakai karet ban baru.
     Proses dilanjutkan dengan memberi perekat pada seluruh permukaan ban yang sudah diserut tadi menggunakan cushion gum serta bensin sebagai bahan lem yang dilakukan secara manual. Kemudian side wall dilapisi dengan chusion gum model lembaran, serta tapaknya dibalut karet ban baru sisa potonga limbah produksi ban mobil. Lanjut ke proses cetak pakai mesin molding yang merangkap oven selama 15 menit. Proses pemanasan pakai sistem steam boiler dengan suhi 150 derajat celcius dan tekanan bar 180 psi. Harga yang ditawarkan mulai Rp 60-70 ribu ukuran 2.50-17 dan 2.75-17 dengan umur pakai 6-12 bulan sesuai pemakaian.

UNSUR KEAMANAN


     Komponen  ban motror, erat kaitannya dengan unsur keamanan selama dipakai di jalan. Unsur penting dalam prilaku berkendara sepeda motor yang baik perlu ditunjang dengan pemakaian dan pemilihan model ban. Untuk ban vulkanisir, pihak pembuatnya mesti memperhatikan 3 hal pokok, yakni material, load serta speed index yang menjadi syarat utama sebuah ban bisa digunakan dengan aman.Sementara alibi untuk  tidak menggunakan ban motor vulkanisir datang dari kubu pabrikan. Alasan mereka tidak merekomendasikan karena selain harga ecerannya tidak terpaut jauh dengan produk baru, dan produk vulkanisir ini juga tidak menjalani serangkaian tes uji kelayakan jalan sesuai SNI


THANKS FOR WATCHING

Tidak ada komentar:

Posting Komentar